Thursday, January 24, 2008

Berhati-hatilah dengan Kata-Kata

Kontributor : Agus Al Muhajir

Al kisah Seorang ibu dan seorang anaknya yang masih kecil sedang berbincang dengan tetangganya. Rame sekali segala obrolan yang mereka bincangkan, dari mulai masalah PR anaknya yang dirasakan terlalu berat sampai para suami mereka yang naik pangkat bahkan terselip juga berbagai obrolan seru memperbincangkan tentang gosip terkini yang aktual dan perlu mereka bahas secara intensif. Dan disela-sela perbincangan mereka itu terdengarlah sang ibu berkata " aduh..beruntungya aku ini, kebetulan aku punya suami yang baik, anak yang cerdas dan rizki juga lumayan lah ada. Meskipun kadang-kadang kurang , tapi yah ..hebat yah ..ada saja jalannya. Nggak nyangka aja tiba-tiba kebetulan suami dapet proyek gede pas banget ketika anak saya yang paling kecil ini harus sekolah …hebat yah .."
Sahabat, bagi sebagian besar dari kita mungkin tidak ada yang aneh dari perbincangan sang ibu yang saya kutip, tapi kalau anda jeli ada banyak masalah yang sangat krusial dan mendasar dibalik kata-kata tadi. Ada dua kata-kata yang bermasalah disana yang pertama adalah kata kebetulan yang berulang kali dikatakan oleh sang ibu . Dan yang kedua kata Rizki.. lumayan lah ada. Mari sekarang kita bedah lebih lanjut tentang dua kata ini.

Kebetulan

Kata ini memang sangat sering kita ucapkan secara tidak sadar . Kita sering memaknai berbagai kejadian yang terjadi dalam hidup kita sebagai sesuatu yang kebetulan. Padahal tatakala kita berfikir seperti itu, sesungguhnya dalam waktu yang sama kita telah menafikan campur tangan ALLAH SWT yang telah mengatur segala kejadian. Allah SWT berfirman : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka ". ( Ali 'Imran 191). Diayat ini Allah menegaskan dengan gaya bahasanya yang indah bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah menciptakan sesuatu yang sia-sia. Allah tidak mengenal kata kebetulan.

Seorang sahabat pernah mengatakan kepada saya kalau betul ada sebuah kebetulan di dunia ini, maka angin puting beliung yang lewat Bandung pasti bisa menghasilkan banyak pesawat canggih secara kebetulan. Mungkinkah ini terjadi ? kalau ini mungkin terjadi tentu kita tidak memerlukan lagi ITB, cukup mengandalkan kebetulan saja. Tidak mungkin sebuah pesawat canggih bisa terbentuk dari sebuah kebetulan. Selalu ada arsitek dan perancangan yang rumit menyertai terbentuknya benda yang satu itu. Maka setelah kita fahami hal ini, kitapun akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa tidak ada pula yang kebetulan dalam hidup kita. Ada campur tangan dari yang maha mengatur kita yaitu ALLAH SWT. Maka tatkala kita mengatakan kebetulan, sesungguhnya kita sudah menolak Allah SWT dan ini berarti sebuah penyimpangan akidah.

dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. .( Al Jaatsiyah 45).

Ingatlah terus ayat ini dan bacalah dengan akal kita, maka kita akan menemukan sebuah fakta yang tidak bisa dibantah oleh siapapun bahwa tidak mungkin pergantian siang dan malam dan berbagai kejadian di semesta ini adalah sebuah kebetulan. Semuanya by design by the great creator yaitu Allah SWT.

Lumayan

Apa yang ada di benak anda ketika anda mendengar kata : sangat bagus..bagus..cukup bagus…lumayan..dan buruk ?. Bisa dipastikan yang ada dibenak anda adalah sebuah hirarki nilai atau hirarki kepuasan.Dimanakah posisi lumayan ?. Nyaris satu tingkat saja diatas predikat buruk. Maka tatkala kita mengatakan lumayan untuk rizki yang Allah titipkan kepada kita, sesungguhnya secara tidak langsung kita telah berkata " ya Allah ..rizki ini tidak terlalu buruk kok …yah ..meskipun nggak cukup baik..". dan pada saat itulah sesungguhnya kita sudah terjebak menjadi hamba yang tidak bersyukur atas kasih sayang Allah SWT. Maka untuk itu cermatilah firman Allah ini : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." ( QS.Ibrahim :7).

Berat ? iya. Allah sangat serius mengancam orang yang tidak bersyukur dengan azab, tidak cukup hanya azab biasa tapi azab yang pedih. Dan kita dengan tanpa beban mengatakan lumayan atas nikmat Allah . Masya Allah.

Setelah kita mencermati dan membedah dua kata tadi, sudah selayaknya kita berhati-hati dengan kata-kata yang kita gunakan apalagi didepan anak-anak kita tercinta.Jangan sampai secara tidak sadar kita mengajarkan kemusyrikan kepada anak-anak kita dan mengajarnya untuk menjadi orang yang tidak bersyukur kepada Allah SWT, naudzubillahi min dzalik…

Wallahu ' alam

No comments: